Arouri merupakan pemimpin senior Hamas, yang menjadi korban pembunuhan dalam serangkaian serangan udara dan darat Israel yang menghantam Gaza hampir tiga bulan yang lalu. Serangan itu dipicu oleh aksi provokatif kelompok tersebut di berbagai kota Israel.
Hizbullah Lebanon sekutu bersenjata Hamas, terlibat dalam pertempuran hampir setiap hari dengan pasukan Israel di perbatasan selatan Lebanon sejak dimulainya perang di Gaza pada bulan Oktober.
Israel telah lama menuduh Arouri sebagai dalang serangan yang merenggut nyawa warganya. Namun, seorang pejabat Hamas menyatakan bahwa Arouri juga memiliki peran kunci dalam negosiasi yang tengah berlangsung antara Qatar, Mesir, dan Hamas. Perundingan tersebut membahas dampak perang di Gaza dan upaya pembebasan sandera Israel yang saat ini ditahan oleh Hamas.
Israel menegaskan bahwa mereka tidak memberikan persetujuan atau membantah terlibat dalam pembunuhan tersebut. Meskipun demikian, juru bicara militer, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyatakan bahwa pasukan Israel berada dalam kesiapan tinggi dan siap menghadapi segala kemungkinan skenario yang mungkin timbul.
“Hal terpenting yang ingin kami sampaikan malam ini adalah kami fokus dan tetap fokus memerangi Hamas,” katanya saat di tanya wartawan terkait kabar terbunuhnya Arouri, dilansir dari reuters.com, Rabu (3/1/2024)
Sementara itu di Washington, Departemen Luar Negeri mengutuk pernyataan kontroversial dari Menteri Kabinet Israel Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir, menyebutnya sebagai “Penghasut dan tidak bertanggung jawab”. Pernyataan mereka, yang mendorong kembalilah warga Palestina di luar Gaza, dianggap sebagai tindakan yang dapat menimbulkan ketegangan.
Smotrich, salah satu tokoh senior dalam koalisi sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengeluarkan seruan pada hari Minggu untuk warga Palestina agar meninggalkan wilayah yang terkepung, memberi jalan bagi warga Israel untuk “membuat gurun berkembang.”
Reaksi terhadap pernyataan tersebut menyoroti kekhawatiran di kalangan negara-negara Arab, yang merasa Israel mungkin berupaya mengusir warga Palestina dari wilayah yang mereka harapkan sebagai negara masa depan.