Jakarta – Museum Pusat TNI Angkatan Laut “Jalesveva Jayamahe” secara resmi dibuka untuk umum dengan tujuan memfasilitasi masyarakat untuk menjelajahi kejayaan maritim bangsa Indonesia pada masa lampau serta mengenal peran penting TNI Angkatan Laut.
Kepala Dinas Sejarah TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI Hariyo Poernomo, dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu, menyatakan bahwa Museum “Jalesveva Jayamahe” berfungsi sebagai media dan ruang penyimpanan memori publik mengenai kejayaan TNI Angkatan Laut dan kejayaan maritim nenek moyang bangsa Indonesia.
“Melalui wahana museum, kami mengajak masyarakat luas untuk berkontemplasi sejenak mengenai jejak perjuangan para pahlawan samudera melalui berbagai misi, operasi dan pertempuran laut dalam upaya mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Itu semata-mata untuk membangun jiwa kepahlawanan, jiwa bahari dan rasa optimistis generasi penerus untuk mengisi kemerdekaan,” jelasnya, dikutip dari antaranews.com, Sabtu (20/1/2024).
Pada pembukaan Museum “Jalesveva Jayamahe” di Jalan Raya Hang Tuah No.1, Ujung Perak, Surabaya, berbagai pertunjukan seni dan budaya, perlombaan, serta festival kuliner dan kerajinan khas Jawa Timur turut disajikan selama acara berlangsung.
“Museum Pusat TNI Angkatan Laut ‘Jalesveva Jayamahe’ mulai dibangun pada 2022 era kepemimpinan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (Purn) Yudho Margono, setahun kemudian, tepatnya pada 11 September 2023, museum diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali,” ungkapnya.
Perwira tinggi di jajaran TNI Angkatan Laut tersebut, menerangkan bahwa museum tersebut memiliki tiga fasilitas ruang pamer yang terdiri atas Gedung Heritage dan Hanggar, Gedung Teater, serta Gedung Replika KRI RE Martadinata.
Baca Juga :
Slank Resmi Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024
“Selain itu disediakan pula fasilitas penunjang museum lainnya, seperti masjid, kafetaria, serta tata pamer koleksi luar ruang yang menampilkan salah satu koleksi utama museum, yaitu pesawat Gannet yang pernah ikut terlibat pada Operasi Trikora dan Dwikora di era tahun 1960-an,” imbuhnya.
Ratusan koleksi penting dan bersejarah milik TNI AL dipamerkan di museum tersebut.
“Mulai dari koleksi-koleksi pribadi tokoh-tokoh TNI Angkatan Laut, koleksi senjata yang digunakan oleh personel TNI Angkatan Laut sejak masa sebelum kemerdekaan hingga saat ini, juga berbagai koleksi alat utama sistem persenjataan (alutsista),” jelasnya.
Laksma Hariyo menerangkan bahwa museum tersebut juga berbasis teknologi 4.0 dengan konsep kekinian, di mana seluruh perangkat digital dapat terkoneksi dan dikendalikan secara jarak jauh. Keberadaan teknologi ini memungkinkan akses dan penambahan konten digital dapat dilakukan dari jarak jauh selama sistem terhubung dengan internet.
“Kehadiran teknologi ini didedikasikan untuk para pengawak museum agar lebih efisien dalam hal pemeliharaan dan pengelolaan museum berbasis teknologi ke depan,” tutupnya.