Takalar — Kesehatan keluarga kembali menjadi sorotan dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Program yang berlangsung di PUSDAM Muhammadiyah Takalar ini menekankan pentingnya peran keluarga sebagai pondasi utama dalam menciptakan generasi sehat dan berkualitas (13/8).
Anggota DPR RI, Dr. H. Ashabul Kahfi, M.Ag, menyampaikan bahwa pemenuhan gizi pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)—dimulai sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun—menjadi kunci dalam mencegah stunting dan melahirkan generasi unggul.
“Jika asupan gizi pada masa ini tercukupi, maka akan melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh,” ujar Kahfi.
Ia menambahkan bahwa membangun keluarga berkualitas adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya keluarga, tetapi juga masyarakat dan pemerintah.
Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan, Irmawahyuni Bachtiar, S.Sos, yang menjelaskan bahwa BKKBN kini bertransformasi menjadi Kementerian Keluarga Indonesia (KEMENDUGBANGGA). Perubahan ini membawa fokus baru: bukan lagi semata soal pengendalian penduduk, tetapi lebih pada penguatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
“Bangga Kencana tetap menjadi program utama dalam upaya membentuk keluarga Indonesia yang sehat, produktif, dan berkualitas,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Keluarga Berencana Kabupaten Takalar, Marwan, S.E., M.Si, menekankan pentingnya pencegahan pernikahan usia dini sebagai bagian dari strategi menurunkan angka stunting di daerah tersebut.
“Pernikahan dini meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan melahirkan anak dengan gizi buruk, yang berujung pada stunting,” jelasnya.
Melalui pendekatan holistik dan kolaboratif, Program Bangga Kencana diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, serta mendorong lahirnya generasi yang sehat dan berdaya saing di masa depan.