Bhineka Tunggal Ika sebagai Tali Demokrasi

Bhineka Tunggal Ika sebagai Tali Demokrasi

Makassar– Dr. H. Ashabul Kahfi M.Ag Ketua Komisi VIII DPR RI dalam acara Silaturahmi dan Sosialisasi Empat Pilar menerangkan pentingnya menjaga keutuhan Negara. Pada situasi Pemilu seperti sekarang perbedaan pilihan politik tidak jarang akan menimbulkan polarisasi di masyarakat.

“Negara Indonesia ini tidak dilahirkan oleh satu golongan saja, melainkan berbagai macam golongan yang akhirnya mereka bersepakat untuk bersatu”, ujarnya pada hari Selasa (23/1). Dia juga menjelaskan salah satu pilar penting dalam negara Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu.

Dalam acara yang diselenggarakan di PSBB Hall MAN 2 Kota Makassar, Kahfi juga menjelaskan kepada masyarakat untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan khususnya dalam suasana politik seperti saat ini. Seperti falsafah dari Bhineka Tunggal Ika, yang mana kita dalam menghadapi berbegai perbedaan tetapi harus tetap satu. “Jangan hanya karena perbedaan pilihan presiden kita bermusuhan dengan saudara, teman, atau keluarga”, ungkapnya.

Perbedaan pilihan dalam berbagai hal, khususnya dalam politik merupakan sesuatu yang lumrah. Jadikan falsafah Bhineka Tunggal Ika ini seperti tali pengikat demokrasi. Perbedaan harus disikapi dengan kepala yang terbuka dan hati yang toleran.

Kahfi juga menjelaskan bahwa ada pilar lain yang harus kita jaga selain menerapkan Bhineka Tunggal Ika, yaitu Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945, dan Negara Kesaturan Republik Indonesia atau NKRI yang mana keempat pilar tersebut saling berkaitan tidak bisa dilepaskan.

Kahfi berharap masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya kota Makassar untuk selalu memegang teguh ideologi Pancasila. Menjaga dasar negara yaitu UUD 1945, Menjaga NKRI, serta berpegang teguh pada prinsip Bhinike Tunggal Ika.