Jakarta – Kelompok teroris ISIS secara terbuka mengaku bertanggung jawab pada hari Kamis atas dua ledakan di Iran yang mengakibatkan lebih dari 100 orang tewas dan banyak lainnya terluka. Kejadian tragis ini terjadi selama peringatan komandan tertinggi Iran, Qassem Soleimani, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada tahun 2020.
Dilansir dari laman Reuters “ISIS mengaku bertanggung jawab pada hari Kamis atas dua ledakan di Iran yang menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai banyak orang di peringatan komandan tertinggi Qassem Soleimani”, Jumat (5/1/2024).
Di Washington, juru bicara Gedung Putih, John Kirby, dengan tegas menyatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa Amerika Serikat tidak dapat meragukan klaim ISIS yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada hari Rabu tersebut.
Teheran sebelumnya menunjuk “teroris” sebagai dalang di balik ledakan ganda tersebut dan bersumpah akan membalas dendam atas serangan yang tercatat sebagai tragedi paling berdarah sejak Revolusi Islam tahun 1979. Kejadian ledakan bersama itu juga menyebabkan luka pada 284 orang,tragisnya perempuan dan anak-anak juga menjadi korban dampak dari serangan tersebut.
“Pembalasan yang sangat kuat akan dilakukan kepada mereka melalui tangan tentara Soleimani,” tagas Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Mokhber kepada wartawan di Kerman.
Sebelumnya, sumber anonim memberitahu kantor berita negara IRNA bahwa ledakan pertama di pemakaman di Kerman, kota kelahiran Soleimani, “merupakan hasil dari tindakan seorang pelaku bom bunuh diri”.
“Penyebab ledakan kedua kemungkinan besar sama,” ungkap sumber tersebut kepada IRNA.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan pernyataan tegas mengutuk apa yang mereka gambarkan sebagai “serangan teroris pengecut” yang terjadi pada hari Rabu di Kerman. Pernyataan tersebut juga berisi ucapan belasungkawa kepada keluarga korban dan pemerintah Iran.
Tayangan TV pemerintah Iran memperlihatkan kerumunan yang berkumpul di belasan kota di Iran, termasuk Kerman, dengan teriakan bersama, “Matilah Israel” dan “Matilah Amerika.” Adegan tersebut mencerminkan gelombang solidaritas dan ekspresi emosi warga Iran terhadap serangkaian ledakan yang mengguncang negara tersebut, menciptakan narasi sentimen anti-Israel dan anti-Amerika di tengah kerumunan.
Dilaporkan oleh media pemerintah, pihak berwenang Iran telah mengajukan seruan untuk protes massal pada hari Jumat, seiring dengan diadakannya pemakaman para korban ledakan ganda tersebut.