Jakarta – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Fakultas Kehutanan di Universitas Guizhou, China, berhasil menemukan spesies baru Hypericum di Provinsi Guizhou, bagian barat daya negara tersebut. Temuan ini baru-baru ini dipublikasikan dalam jurnal PhytoKeys.
Selama ekspedisi survei tumbuhan di area karst Cagar Alam Nasional Maolan di wilayah Libo, para peneliti menemukan spesimen Hypericaceae yang tidak lazim. Tumbuhan ini tumbuh di habitat berbatu, tanpa adanya tanah, terutama di puncak gunung karst. Temuan ini menambah kekayaan biodiversitas di wilayah tersebut.
“Setelah investigasi lapangan dan pengumpulan spesimen, kami melakukan analisis morfologi terperinci dan menyadari bahwa karakteristik morfologi spesies ini mirip dengan Hypericum, tetapi ada perbedaan yang jelas pada daun dan kelopak bunga dibandingkan dengan spesies-spesies yang dikenal di China,” kata An Mingtai, profesor di Fakultas Kehutanan di Universitas Guizhou, yang memimpin kelompok penelitian tersebut, dikutip dari antaranews.com, Sabtu (20/1/2024).
Spesies baru tersebut telah diberi nama Hypericum liboense, mengambil nama dari wilayah tempat spesies ini ditemukan, yakni Libo.
Hypericum sendiri merupakan genus terbesar dari keluarga Hypericaceae, mencakup sekitar 470 spesies di seluruh dunia. Di China, genus ini terdiri dari total 68 spesies dan sembilan subspesies, di mana 33 spesies di antaranya bersifat endemik di negara tersebut.
Tumbuhan dalam genus Hypericum sebagian besar berbentuk herba atau semak, meskipun ada yang berupa pohon yang lebih jarang. Bunga-bunga Hypericum umumnya berwarna kuning atau keemasan, kadang-kadang juga berwarna putih.
Beberapa spesies dari genus ini menjadi populer sebagai tanaman hias dan dibudidayakan di seluruh dunia karena nilai ornamentalnya. Selain itu, sejumlah spesies dalam genus Hypericum memiliki nilai obat yang signifikan, dengan beberapa di antaranya digunakan dalam pengobatan tradisional dan modern.
