Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Menegaskan Bahwa Proses Penyatuan Korea dianggap Mustahil

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Menegaskan Bahwa Proses Penyatuan Korea dianggap Mustahil

Jakarta – Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, menegaskan bahwa reunifikasi antara Pyongyang dan Seoul dianggap tidak mungkin karena prinsip Korea Selatan (Korsel) dianggap bertentangan dengan prinsip negaranya.

Saat menyampaikan pidato pada pertemuan Partai Pekerja yang berkuasa, Kim mengatakan hubungan kedua negara telah menjadi “saling bermusuhan” dan tidak lagi “sehubungan dengan satu sama lain atau homogen,” menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), dikutip dari sindonews.com, pada Minggu (31/12/2023).

Pemimpin Korea Utara menyatakan, “Pendekatan Pyongyang terhadap reunifikasi nasional berdasarkan satu bangsa dan satu negara dengan dua sistem sangat bertentangan dengan penyatuan melalui penyerapan dan penyatuan di bawah demokrasi liberal yang dilakukan Seoul.”

“Korea Selatan saat ini merupakan negara bawahan kolonial yang politiknya benar-benar rusak dan pertahanan serta keamanannya sepenuhnya bergantung pada AS,” ujar kantor berita tersebut, mengutip Kim.

Kim Jong-un menyatakan bahwa Washington telah mengubah Seoul menjadi pangkalan militer dan gudang senjata nuklir, sementara jumlah latihan militer gabungan antara Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang pada tahun 2023 meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurutnya, fakta ini “dengan jelas menunjukkan” bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk melakukan konfrontasi militer.

Kim menyatakan “perang bisa pecah” di Semenanjung Korea kapan saja karena “tindakan musuh yang sembrono.”

“Jika Washington dan Seoul mencoba melakukan konfrontasi militer dengan Pyongyang, pencegahan perang nuklirnya akan berubah menjadi tindakan yang serius tanpa ragu-ragu,” tegasnya.

Pernyataan Kim Jong-un itu datang sebagai respons terhadap pengumuman Korea Utara pada hari Rabu, menyatakan bahwa situasi militer di Semenanjung Korea telah mencapai tingkat “ekstrim” karena tindakan konfrontatif yang “belum pernah terjadi sebelumnya” yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutu regionalnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *