Gelombang Teror Melanda Ekuador Setelah Deklarasi, Keadaan Darurat

Gelombang Teror Melanda Ekuador Setelah Deklarasi Keadaan Darurat

Jakarta – Dalam kondisi teror yang sedang melanda seluruh Ekuador, geng kriminal telah melakukan serangkaian tindakan penculikan terhadap petugas kepolisian. Kejadian ini terjadi beberapa jam setelah Presiden Ekuador, Daniel Noboa, mengumumkan keadaan darurat sebagai respons terhadap kaburnya pemimpin geng narkoba paling berbahaya di negara tersebut dari penjara. Selain itu, dalam insiden tersebut para narapidana juga menyandera puluhan sipir.

Sementara ribuan tentara dan polisi tengah kebingungan mencari keberadaan Adolfo Macías, alias Fito terpidana sekaligus pemimpin geng narkoba paling berbahaya di Ekuador, Los Choneros, ke ONARan merajalela di dalam maupun luar penjara, tindakan tersebut mencerminkan unjuk kekuatan dari geng kejahatan terorganisir kepada Presiden baru negara tersebut.

“Noboa, yang terpilih pada bulan Oktober dengan janji untuk menindak kejahatan dengan kekerasan, mengumumkan keadaan darurat selama dua bulan pada hari Senin malam, dan berjanji untuk mengambil kembali kendali atas penjara-penjara di negara tersebut, yang telah berulang kali menjadi tempat terjadinya kekerasan brutal antara pihak-pihak yang bertikai.” Dikutip dari Theguardian.com, Rabu (10/1/2024).

“Sebagai tanggapan, kelompok-kelompok yang diduga teroris narkotika ini mencoba mengancam kami dan percaya bahwa kami akan menuruti semua tuntutan mereka,” kata Noboa dalam unggahan di media sosialnya.

Pada hari Selasa waktu Ekuador, dilaporkan bahwa banyak sipir diduga telah disandera oleh para tahanan di sejumlah penjara yang tersebar di seluruh negeri.

Meskipun otoritas penjara Ekuador belum memberikan rincian lebih lanjut terkait jumlah sandera ataupun korban. Beredar video di media sosial yang menunjukkan bahwa para sipir penjara tampaknya disandera oleh anggota geng bertopeng yang membawa senjata dan pisau.

Bos geng yang hilang, Adolfo Macías (44 tahun), telah menjalani hukuman 34 tahun penjara sejak tahun 2011 setelah terbukti bersalah atas tindak pidana perdagangan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisir. Meskipun berada di balik jeruji besi, ia tetap menjadi sosok berpengaruh dalam dunia kejahatan.(Exl)